Senin, 04 Mei 2009

Profil Pondok Pesantren Al Itqon

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-ITQON

DURI KOSAMBI CENGKARENG JAKARTA BARAT

A. Sejarah dan Perkembangan

Pondok Pesantren Al-Itqon didirikan secara resmi pada tahun 1992, meskipun jauh sebelum itu cikal bakalnya sudah ada dan tumbuh. Pondok Pesantren Al-Itqon berawal dari kegiatan ta’lim dalam kelompok kecil yang dilakukan oleh KH Mahfudz Asirun, yang dalam perkembangan selanjutnya jamaah semakin bertambah dan menjangkau semua lapisan masyarakat. Karena kegiatan ta’lim itu diselenggarakan, selain di rumah orang tua beliau, juga di sebuah mushalla kecil, kemudian jumlah jamaah semakin bertambah maka beliau mulai memikirkan jalan keluarnya. Selain itu, dunia pendidikan keagamaan bagi anak-anak juga menjadi pusat perhatian beliau sejak awal, karena hingga tahun 1985, di Kampung Durikosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat belum terdapat Madrasah Diniyah, tempat menuntut ilmu keagamaan, Maka pada tahun yang sama, beliau mendirikan suatu lembaga pendidikan keagamaan yang diberi nama Madrasah Diniyah Al-Itqon.

Penamaan Al-Itqon dilatarbelakangi oleh sebuah realita yang ada pada waktu itu bahwa anak-anak yang sekolah Madrasah di lingkungan Durikosambi, kurang dalam ilmu keagamaannya khususnya Dalam membaca Al-Qur’an. Oleh karena salah satu pengertian dari Al-Itqon adalah Al-Ihsan (memperbaiki amal ), maka beliau berinisiatif untuk memberikan nama Madrasah Diniyah yang beliau dirikan dengan nama Al-Itqon.

Lembaga pendidikan keagamaan yang pertama kali adalah Madrasah Diniyyah Al-Itqon yang didirikan pada tahun 1985. Dalam perkembangannya kehadiran Madrasah Diniyyah itu mendapat respon positif dan dukungan kuat dari masyarakat. Hal ini terbukti dari grafik jumlah siswa yang semakin menaik dari tahun ke tahun. Madrasah Diniyyah itu diakui dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama masyarakat Kelurahan Durikosambi yang memang pada umumnya punya antusiasme yang tinggi terhadap kehidupan keagaamaan.

Sejak didirikan Madrasah Diniyah Al-Itqon telah memiliki alumni yang meneruskan di berbagai Pondok Pesantren Seperti Sukabumi, Bekasi, Banten Dan lain sebagainya. Setelah mereka menyelesaikan studi di Pondok Pesantren-Pondok Pesantren tersebut, mereka terjun dan berkiprah dalam dunia profesi yang beragam. Ada yang menjadi guru, wiraswastawan, dosen, PNS, profesional swasta, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Bekal ilmu keagamaan yang mereka peroleh cukup mewarnai kehidupan keprofesian mereka tersebut sehingga mereka menjadi profesional yang religius.

Di Madrasah Diniyah para siswa memperoleh mata pelajaran-mata pelajaran dasar keislaman. Diantaranya akidah/tauhid, fiqh, akhlaq, tarikh, nahwu, sharaf, tartilul qur’an, tafsir, ilmu tafsir, hadits, ilmu mustholah hadits, ushul fiqh, balaghah, faraidh, falaq, dan ‘arud. Setiap mata pelajaran menggunakan buku ajar yang berbahasa arab sehingga pada saat yang sama siswa dilatih kemampuan keterampilan berbahasanya terutama keterampilan membaca dan memahami ( maharatul qiraah wal isti’ab).

Dalam perkembangan selanjutnya kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan keagamaan formal semakin tinggi. Meskipun sudah terdapat Madrasah Tsanawiyah swasta lain di Durikosambi, pendidikan keagamaan formal yang komprehensif belum bisa diperoleh kaum remaja. Mereka tentu membutuhkan pendidikan keagamaan yang mampu membentuk pribadi muslim yang memiliki kemuliaan akhlaq, kedalaman ilmu dan kebenaran amal. Dari sinilah tuntutan pendirian Pondok Pesantren mendapatkan momentumnya, yang kemudian disikapi dengan cerdas oleh KH. Mahfudz Asirun.

Menjelang tahun 1992 KH Mahfudz Asirun berupaya menggalang semua potensi masyarakat untuk mendirikan pondok pesantren yang sangat dibutuhkan, dimana Lembaga Pondok Pesantren di Wilayah Kecamatan Cengkareng Belum ada. Untuk itu, pada 30 Nopember 1992 didirikanlah Yayasan Pendidikan Islam Al-Itqon yang bertujuan utama mendirikan dan menyelenggarakan lembaga pendidikan pondok pesantren. Upaya yang sungguh-sungguh dan penuh keyakinan akan pertolongan Allah itu, akhirnya membuahkan hasil, yakni terbelinya sebidang tanah pada tanggal 27 Nopember 1992; dan menyusul satu tahun kemudian, tepatnya pada 20 Januari 1993, mulai dibangun satu unit gedung yang relatif besar. Dari sinilah, kemudian secara resmi didirikan Pondok Pesantren Mirqot ‘Ilmiyyah Al-Itqon.

Sebagai lembaga pendidikan formal kepesantrenan yang pertama kali dibuka adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs). Penerimaan santri baru untuk pertama kali diadakan pada bulan Juni 1994, di mana pada saat itu pembangunan dua lantai dari satu unit gedung sudah rampung, yang digunakan untuk asrama putra, ruang kelas, kantor dan ruang guru; sedang untuk asrama putri menempati gedung sederhana yang menyatu dengan gedung Majlis Ta’lim Al-Itqon.

Sementara penerimaan santri baru bagi jenjang Madrasah Aliyah diadakan pada bulan Juni 1997, di mana pada saat itu sudah dirampungkan tiga lantai dari unit gedung pertama dan satu lantai dari unit gedung kedua, yang digunakan untuk asrama putra, ruang kelas, kantor dan ruang guru; sedang asrama putri masih menempati gedung yang sederhana, yang menyatu dengan gedung Majlis Ta’lim Al-Itqon.

Selanjutnya, karena didesak oleh kebutuhan yang riil saat itu maka pada tahun 1998 mulai dilakukan upaya rehabilitasi total gedung asrama putri, yang baru bisa dirampungkan pada tahun 2001 dengan memiliki tiga lantai.

Pada tahun 1999 pembangunan unit gedung kedua terus dilanjutkan hingga sarana dan prasarana Pondok Pesantren Al-Itqon semakin memadai. Pada tahun 2000 unit gedung pertama dan kedua telah selesai dibangun sehingga kebutuhan fasilitas akomodasi santri dapat terpenuhi dengan memadai, disamping fasilitas pembelajaran.

Sejak tahun 1994 Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-Itqon memiliki santri yang beragam, baik sosiologis maupun geografis. Generasi santri pertama Madrasah Tsanawiyah memang kebanyakan masih memiliki ikatan kekerabatan dengan pimpinan Pondok dan memiliki keterikatan persahabatan ketika beliau nyantri di Pondok Pesantren An-Nida Al-Islamy di Bekasi pimpinan KH. Muhajirin. Hal ini wajar sebagai sebuah lembaga pendidikan formal keagamaan yang baru berdiri, yang di sekeliling lingkungannya sudah cukup lama, terdapat lembaga pendidikan formal lain.

Tahun demi tahun santri Madrasah Tsanawiyah mengalami peningkatan. Setiap tahun Madrasah Tsanawiyah Al-Itqon meluluskan alumninya. Kebanyakan dari mereka melanjutkan ke jenjang Madrasah Aliyah Al-Itqon. Ini tentu didorong oleh antusiasme mereka untuk mereguk ilmu-ilmu keagamaan yang diajarkan di Pondok Pesantren Al-Itqon.

Madrasah Aliyah Al-Itqon mulai menerima santri sejak tahun 1997. pada mulanya santri yang pertama kali diterima Madrasah Aliyah adalah hampir semuanya alumni Madrasah Tsanawiyah Al-Itqon. Dalam perkembangan selanjutnya, tahun demi tahun santri Madrasah Aliyah mengalami peningkatan. Alumni generasi pertama dari Madrasah Aliyah Al-Itqon, sebagian melanjutkan studinya, baik ke perguruan tinggi Islam maupun ke perguruan tinggi umum, baik yang negeri maupun swasta, dalam dan luar negeri seperti di Negara Yaman dan Sudan. Sebagian lagi mendalami ilmu agama tingkat Diniyah ‘Ulya di Pondok Pesantren Al-Itqon. Hingga kini alumni Madrasah aliyah Al-Itqon sudah mencapai ratusan orang. Mereka pada umumnya melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi, baik dalam maupun luar negeri; di samping, ada juga yang melanjutkan studi ilmu agama tingkat Diniyah ‘Ulya di Pondok Pesantren Al-Itqon.

Secara sosiologis para alumni memiliki kiprah kehidupan sosial yang beragam. Ada yang menekuni profesi di dunia pendidikan, ada juga yang menggeluti dunia wiraswasta. Di samping itu, tidak sedikit dari mereka yang terjun di dunia profesional swasta.

Bahkan mereka telah membentuk jaringan alumni yang terorganisir sebagai media institusional komunikasi dan edukasi antara alumni dan Pondok Pesantren serta antar sesama alumni, yang diberi nama JAMAL (Jam’iyyah Mutakhorrijin Al-Itqon ) .

Kiprah Pondok Pesantren Al-Itqon, sebagai lembaga pendidikan dengan ratusan alumninya tersebut, tentu menorehkan apresiasi positif di kalangan masyarakat di wilayah DKI Jakarta bahkan di luar wilayah DKI Jakarta, seperti Bogor, Banten, Garut, Cilacap, Wonosobo, Lampung, Madura dan Medan. Tentu ini juga menjadi tantangan bagi Pondok Pesantren Al-Itqon untuk mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat muslim terutama dibidang pendidikan dan pembentukan generasi Islam yang dicita-citakan.

B. Kondisi Obyektif Lingkungan Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Al-Itqon berdiri megah di tengah pemukiman penduduk Kelurahan Durikosambi Kecamatan Cengkareng Kodya Jakarta Barat. Lokasinya ± 500 M dari jalan raya Durikosambi. Di sekeliling lokasi terdapat rumah-rumah warga masyarakat asli ( Betawi ). Di samping itu ada juga kaum pendatang yang menetap di lokasi sekeliling Pondok Pesantren. Tidak jauh dari lokasi Pondok terdapat komplek perumahan Kosambi Baru, Inter Kota dan Taman Semanan Indah. Sejumlah kantor instansi pemerintah, seperti Kantor Kelurahan Durikosambi, Kantor Kecamatan dan Kantor Walikotamadya Jakarta Barat dapat dicapai dalam hitungan menit dari lokasi Pondok Pesantren. Sekitar 3 km dari lokasi terdapat pusat perdagangan masyarakat Cengkareng.

Status sosial-ekonomi masyarakat Durikosambi cukup beragam, mulai dari petani, buruh, wiraswastawan, guru, PNS, dan kaum profesional lainnya. Masyarakat Durikosambi sangat kuat kultur betawinya. Selain itu, kultur agamis juga sangat melekat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Meskipun demikian, ada juga warga yang beragama non-muslim.Meskipun masyarakat Durikosambi multietnis, kehidupan sosial mereka berjalan secara baik.

C. Organisasi Kelembagaan

Pondok Pesantren Al-Itqon dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam Mirqat Ilmiyyah Al-Itqon. Yayasan ini berdomisili di Durikosambi Cengkareng Jakarta Barat, dan bergerak di bidang pendidikan dan sosial.

D. Kegiatan Pendidikan

1. Kurikulum

Pondok Pesantren Al-Itqon menyelenggarakan dua jenis pendidikan yaitu pendidikan Madrasah dan pendidikan kepesantrenan.

Pendidikan Madrasah terdiri atas empat jenjang, yaitu :

a. Taman Kanak-Kanak Al-qur’an ( TKA)

b. Madrasah Diniyyah ( MD )

c. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

d. Madrasah Aliyah (MA)

Kurikulum yang digunakan pada MTs dan MA berupa kurikulum pokok, yakni kurikulum nasional, dan kurikulum pelengkap ( kurikulum lokal/kepesantrenan ).

Pendidikan Madrasah Diniyah memiliki empat jenjang, yaitu ‘Idadiyah, Awwaliyah, Wustha, dan ’Ulya. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum lokal..Buku pegangan tiap mata pelajaran menggunakan bahasa Arab.

Pendidikan kepesantrenan terdiri atas :

1. Pengkajian Kitab Salafiyah

2. Pengkajian Ilmu Alqur’an

3. Kursus Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

4. Keterampilan Dakwah/Khitobah

5. Majlis Ta’lim Mingguan dan Bulanan

6. Rihlah Ilmiyyah

2. Pengajian Kitab Santri

Kegiatan ini dikhususkan bagi santri Ponpes Al-Itqon secara rutin pada setiap pagi usai shalat shubuh dan setiap sore usai shalat Mahgrib. Kitab-kitab yang dikaji adalah :

a. Bidang Tauhid : aqa’idud Diniyah, Aqidatul ‘Awam, Aqidah Aththahawiyah, aljawahirul Kalamiyah, Matan Jauharoh, Tuhfatul Murid, Ad-Durrotul Bahiyah, Sirathal Mustaqim, Asysrhul Qowim, Sullamut Taufiq.

b. Bidang Fiqh : Mabadi Fiqhiyah, Safinat al-Naja, Kasyifatus Saja, Kifayatul Akhyar, Irsyadul ‘Ibad, Tanwirul Qulub, Sullamut Taufiq, Matan al-Ghayah wa al-Taqrib, Fath al-Qarib, Matan al-Zubad, Fath al-Mu’in, dan I’anat al-Thalibin.

c. Bidang Akhlak/Tasawuf : Akhlaq Lil Banin, Mukhtashor Ihya, Sullamut Taufiq, Ta’lim al-Muta’allim, Nasha’ih al-‘Ibad, ‘Illajul Amradil Rodiyah, Hikam libni Athoillah.

d. Bidang Tafsir : Ayatul Ahkam, Tafsir Jalalain dan Tafsir Munir, Tafsir Syawi.

e. Bidang Hadist : Arba’in al-Nawawiyyah, Riyadh al-Shalihin,dan Muhktar al-Ahadits al-Nabawiyyah, dan Bulugh al-Maram, Misbahuzh Zhulam, Al-Bukhori.

f. Bidang Nahwu : Matan Jurumiyyah, Mukhtashar Jidan, al-Fawakih al-Janiyyah, Tsamaratul Janiyyah, Kafrawi, Matan Alfiyyah, dan Syarh Ibn ‘Aqil

g. Bidang Sharaf : al-Amtsilah al-Tashrifiyyah, Matan al-Bina’ wa al-Asas, Syarh al-Kailaniy, dan Hall al-Ma’qud min Nazham al-Maqshud

h. Bidang Balaghah : al-Jauhar al-Maknun, Mukhtar al-Balaghah, dan al-Balaghat al-Wadhihah

i. Bidang Faraidh : Al-Qaulul Faidh, Matan Rohbiyah, Syarah Rohbiyah

j. Bidang Falak : Sullam an Nayyirain

k. Bidang ‘Arudh : Durrotul Muntakhob, Mukhtashor Syafi

l. Bidang Tarikh : Khulasoh Nurul Yaqin, Tarikh Tasyri, Miratul Muslimin

m. Bidang Mustholahul Hadits : At-Taysir, Al-Qaulul Hatsis, Matan Baiquniyah, Ta’liqot Baiquniyah, Manhaj Dzawinnazhar

n. Bidang al-Qur’an : Hidayatul Mustafid, Qaulus Sadid, Tahsinul Qiroah

o. Bidang Ushul Tafsir : Attanwir, Attibyan, Al-Itqon

p. Bidang Ushul Fiqh : Taysirul Ushul, Waraqot, Lathoiful Isyarat, Mabadi Awaliyah, Assulam, Qowaidul Khomsah al-Bahiyah, Fawaidul Janiyah.

q. Bidang Balaghoh : Al-Madarik, Idlahul Mubham.

E. Kegiatan Sosial

Kegiatan sosial ini dilakukan dalam acara Milad Pondok Pesantren Al-Itqon pada tiap tahunnya. Rangkaian acara tersebut adalah :

1. Sunatan Massal

2. Bakti Sosial

3. Pemberian sumbangan bagi kaum Dhuafa dan anak Yatim.

4. Berbagai macam lomba keagamaan

5. Bazar

6. Pengajian Umum

F. Pola Ilmiah Pokok

Pondok Pesantren Al-Itqon lebih memfokuskan kepada pengkajian dan penguasaan kitab-kitab salafiyah . Pondok Pesantren Al-Itqon memiliki visi : Berilmu Amaliah,beramal Ilmiah, dan berakhlaqul karimah.

G. Kegiatan Pendidikan Keterampilan

  1. Olahraga
  2. Kaligrafi
  3. Latihan Dasar Kepemimpinan
  4. Komputer

H. Kinerja Prestasi Akademik ( KPA )

Kinerja presrtasi akademik Pondok Pesantren Al-Itqon antara lain adalah :

1. Juara I Syarhil Qur’an tingkat Madrasah Aliyah se-DKI Jakarta tahun 2000

2. Juara Umum Piala bergilir Prof. Drs. H. Amura Se-DKI Jakarta bidang keterampilan tahun 2000

3. Duta DKI Jakarta pada MTQ Nasional XIX di Palu Sulawesi Tengah cabang Syarhil Qur’an tahun 2000

4. Juara I Tahfidz Qur’an Juz 30 katagori anak-anak putri tingkat nasional pada Festival Anak Sholeh se- Indonesia di Yogyakarta tahun 2003

5. Juara I Fahmil Qur’an tingkat Madrasah Aliyah se-DKI Jakarta tahun 2003

6. Juara I Syarhil Qur’an ( sebagai Pensyarah ) pada MTQ Nasional XX di Palangkaraya Kal-Teng tahun 2003.

7. Juara I lomba pidato Bahasa Indonesia tingkat nasional dalam rangka POSPENAS II di Palembang tahun 2003

I. Deskripsi Civitas Akademika Pondok Pesantren

v Jumlah Kyai

1. Menurut Tingkat Pendidikan

à S-1/ Pondok Pesantren : 1 orang

à Non S-1 /Pondok Pesantren : 1 orang

2 orang

2. Menurut Asal Daerah

à Jakarta : 2 orang

à Luar Jakarta : --

2 orang

3. Menurut Status

à PNS Depag : 0 orang

à Non PNS : 2 orang

2 orang

v Jumlah Ustadz/Guru

1. Menurut Jenis Kelamin

à Laki-Laki : 55 orang

à Perempuan : 28 orang

83 orang

2. Menurut Tingkat Pendidikan

à S 3 : 1 Orang

à S 2 : 2 orang

à S 1 : 23 orang

à Akademi/Setingkat : 57 orang

83 orang

3. Menurut Asal Daerah

à Jakarta : 78 orang

à Luar Jakarta : 5 orang

83 orang

4. Menurut Status

à PNS Depag / Depdikbud : 0 orang

à Tetap : 83 orang

à Honorer : --

83 orang

5. Menurut Tempat Mengajar

à TKA : 8 orang

à MD : 28 orang

à MTs : 27 orang

à MA : 20 orang

v Keadaan santri

a. Menurut Jenis Kelamin

- Laki-laki : 315 orang

- Perempuan : 403 orang

718 orang

b. Menurut Tingkat Pendidikan

- TKA : 84 orang

- Madrasah Diniyah : 218 orang

- MTs : 249 orang

- MA : 167 orang

718 orang

c. Menurut Asal Daerah

- Jakarta : 542 orang

- Luar Jakarta : 176 orang

718 orang

d. Menurut Status (Mukim/Tidak Mukim)

- Mukim : 416 orang

- Tidak Mukim : 302 orang

718 orang

J. Sarana dan Prasarana

- Ruang belajar : 11 unit

- Kantor : 1 unit

- Ruang Pimpinan : 5 unit

- Ruang Guru/Ustadz : 1 unit

- Ruang Pertemuan/Aula : 1 unit

- Ruang Asrama : 18 unit

- Masjid : 1 unit

- Kamar Mandi/WC : 23 unit

- Ruang/Lapangan Olahraga : 2 unit

K. Sumber Daya Finansial Pondok Pesantren

- SPP/Syahriyyah

- Donatur/Dermawan

- Usaha Pertokoan/Kantin

L. Rencana Strategis Pengembangan

1. Bidang fisik :

- Penambahan Unit Gedung

- Perluasan Areal Pondok

- Pembentukan Pusat Informasi Pesantren

2. Bidang Non Fisik

- Pemberian Santunan Yatim Piatu

- Pemberian Beasiswa Anak Kurang Mampu

- Klinik Kesehatan Santri

Tim Penyusun :

Ketua : Ust. Asmawi Azzad, M,Ag Jakarta, Desember 2006

Anggota : 1. Ust. H. Ahmad Ma’ruf Mudir

3. Ust. Abdullah Mukhtar

4. Ust. Drs. H. Marwan AR

5. Ust. Sabeni Hamid, SP.dI KH. MAHFUDZ ASIRUN

6. Ust. Muhammad Amin